Pertanian di Kabupaten Bojonegoro beberapa tahun terakhir ini menunjukkan adanya ketertarikan untuk menanam komoditas hortikultura khususnya buah dan sayur. Bahkan beberapa petani mulai  merubah pola tanamnya dari padi – palawijo/ bero menjadi padi – komoditas hortikultura. Sampai dengan saat ini tanaman hortikultura khususnya sayuran yang dapat dikembangkan di Kabupaten Bojonegoro antara lain bawang merah, cabe merah, kembang kol, buncis, dll. Sedangkan untuk buah : melon, kelengkeng, durian, jeruk, jambu merah, jambu kristal, semangka, dll. Melalui kegiatan pengembangan hortikultura yang dilakukan oleh Dinas Pertanian, maka sampai dengan saat ini hampir di setiap kecamatan di Kabupaten Bojonegoro memiliki komoditas unggulan hortikultura.

Komoditas bawang merah dan cabe merah hampir di setiap kecamatan sudah ada yang menanam, meskipun belum bisa memenuhi kebutuhan masyarakat di Kabupaten Bojonegoro. Kedua komoditas yang dapat mempengaruhi inflasi daerah ini mulai berkembang dan menyebar di Kabupaten Bojonegoro. Luas tanaman bawang merah di Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2019 mencapai 3.065 ha, sedangkan tanaman cabe merah dan cabe rawit  masing-masing mencapai 135 ha dan 596 ha. Beberapa daerah yang menjadi sentra bawang merah antara lain Kecamatan Kedungadem, Kecamatan Gondang, dan Kecamatan Sekar. Sedangkan petani di kecamatan lain juga mulai ada ketertarikan untuk melakukan usahatani bawang merah. Untuk komoditas cabe kebanyakan yang ditanam adalah cabe merah besar dan cabe rawit.

Hal serupa juga terjadi untuk komoditas buah, dimana semakin banyak petani yang menanam buah-buahan sebagai pola tanam mereka setelah padi. Tidak hanya tanaman buah musiman tetapi juga tanaman buah tahunan mulai banyak dibudidayakan dalam bentuk kawasan yang selanjutnya dapat dijadikan kawasan agrowisata. Beberapa kawasan agrowisata yang sudah terbentuk di Kabupaten Bojonegoro antara lain kawasan agrowisata belimbing di Kecamatan Kalitidu, salak di Kecamatan Kapas, jambu kristal di Kecamatan Trucuk, melon di Kecamatan Sumberrejo dan masih banyak komoditas buah yang tersebar tetapi masih belum membentuk sebuah kawasan agrowisata.

Ketertarikan petani terhadap komoditas hortikultura tidak serta merta terjadi di kalangan petani. Melainkan terjadi diantaranya karena kegagalan dalam usahatani padi akibat serangan OPT dan kekeringan, serta harga jual tanaman pangan yang rendah daripada tanaman hortikultura. Selain itu diperlukan petani-petani muda yang mau menjadi pioner untuk mulai menanam tanaman hortikultura. Tidak sedikit dari petani pioner ini yang rela melakukan uji coba dan mengalami kegagalan, hingga mereka berhasil dalam usahatani hortikultura, serta menjadi inspirasi bagi petani di sekitarnya.

Salah satu contoh petani yang berhasil menjadi pioner adalah Masrochim, petani asal desa Cancung kecamatan Bubulan yang telah berhasil menginspirasi petani lain di desanya untuk menanam bawang merah karena keuntungan yang diperoleh dari menanam bawang merah lebih besar daripada menanam padi. Alasan serupa juga digunakan oleh petani cabe di kecamatan lainnya. Kemitraan dengan pihak lain juga mulai terjalin, diantaranya kemitraan dalam penjualan produk, pembelian bibit dan sarana produksi lainnya.

Contoh lain petani yang sukses dalam budidaya sayuran adalah pak Miyono, petani dari desa Semenpinggir kecamatan Kapas. Lahan sawah yang dimilikinya ditanami kangkung, bayam dan sawi, selain itu beliau juga memiliki ternak ayam dan bebek yang kohenya dimanfaatkan untuk pupuk sayuran. Sayuran yang dibudidayakan dikondisikan agar dapat dipetik setiap hari, sehingga ada kontinyuitas dalam produksi. Panen sayur dilakukan setiap sore dan selanjutnya diambil oleh penjual sayur keliling. Beberapa petani lainnya sudah ada yang ikut menanam sayuran dan penjualannya bergabung dengan pak Miyono, karena beliau sudah memiliki jaringan pemasaran.

Dukungan dari Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro dalam pengembangan hortikultura adalah dengan memberikan stimulan kepada petani berupa bibit sayuran, antara lain bibit cabe, terong, tomat, sawi, kembang kol. Bibit tersebut diberikan secara cuma-cuma kepada petani, KWT, instansi, dan Pokmas. Dengan adanya bantuan ini diharapkan petani mau melakukan budidaya tanaman sayur dan buah dengan memanfaatkan lahan pekarangan atau sebagai tanaman selingan di lahan sawah. Di samping itu diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan sayur dan buah di daerah dan meningkatkan pendapatan petani.

Oleh : Dyah Ayu Kurniawati, STP / PPL Kab. Bojonegoro


By Admin
Dibuat tanggal 18-08-2020
2058 Dilihat
Bagaimana Tanggapan Anda?
Sangat Puas
26 %
Puas
45 %
Cukup Puas
3 %
Tidak Puas
26 %