dinperta.bojonegorokab.go.id – Dalam upaya mendukung ketahanan pangan dan keberlanjutan sektor pertanian, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bojonegoro melaksanakan kegiatan Gerakan Pengendalian Wereng Batang Coklat (WBC) di Desa Brangkal, Kecamatan Kepohbaru. Kegiatan ini difokuskan pada penggunaan teknologi drone sprayer pertanian yang difasilitasi oleh DKPP, sebagai strategi pengendalian hama berbasis teknologi modern dan ramah lingkungan.
Pengendalian hama wereng dilakukan secara preemtif dengan penyemprotan menggunakan pestisida biologis yang dicampur dengan Biosaka, sebuah teknologi berbasis bahan alami yang berfungsi untuk meningkatkan efektivitas pengendalian hama sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem pertanian.
Selain penyemprotan, kegiatan ini juga diisi dengan praktik pembuatan parfum urine—alat bantu pengendalian hama berbahan dasar alami yang dapat menekan penggunaan insektisida sintetis. Parfum urine ini dibuat dengan mencampur 5 liter urine, 100 ml alkohol 70%, dan 100 ml Biosaka, lalu dikemas dalam botol bekas air mineral untuk dipasang di area persawahan setiap 10 meter. Alkohol dalam campuran ini berfungsi untuk menguatkan bau sekaligus mencegah fermentasi dan aktivitas mikroba, sementara Biosaka memperkuat fungsi senyawa dalam urine sebagai penarik hama.
Dalam sambutannya, Yuni Arba’atun, SP, MM, Kepala Bidang Sarana, Prasarana dan Perlindungan Tanaman DKPP Bojonegoro, menegaskan bahwa pemerintah daerah terus mendorong teknologisasi pertanian melalui pengadaan sarana modern dan pembinaan petani muda.
“Dalam rangka teknologisasi pertanian, program dari Bapak Bupati dan Ibu Wakil Bupati saat ini baru memiliki satu unit drone sprayer. Ke depan akan ada penambahan drone untuk memperluas cakupan penyemprotan. Bukan hanya soal alat, kami juga merencanakan pelatihan untuk petani milenial. Silakan kelompok tani mulai mengidentifikasi petani muda di wilayahnya yang berpotensi mengikuti pelatihan pertanian,” jelas Bu Yuni.
Kendala DKPP saat ini adalah baru memiliki satu alat drone sprayer dan dua baterai, sehingga operasional masih terbatas. Namun, ke depan akan dilakukan peningkatan kapasitas melalui penambahan baterai dan variasi drone dengan daya semprot 15, 20, hingga 30 liter.
Bu Yuni turut merespons anggapan di media sosial bahwa prosedur peminjaman drone dinilai rumit.
“Sebenarnya tidak ribet, Bapak-Ibu. Kita punya koordinator penyuluh dan PPL yang siap membantu. Untuk pengajuan surat cukup lewat foto saja dulu, nanti kita bisa jadwalkan bersama. Kalau ada yang belum tahu caranya, bisa konsultasi langsung ke PPL, pasti akan dibantu,” imbuhnya.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Lilik Suharto, SP, Koordinator POPT-PHP yang memberikan sosialisasi mengenai strategi pengendalian WBC yang komprehensif. Ia mengingatkan bahwa selain wereng batang coklat, petani juga perlu mewaspadai jenis wereng lainnya: wereng punggung putih dan wereng hijau.
Pengendalian dilakukan dengan pendekatan terpadu, meliputi:
Pola tanam serempak dan pergiliran tanaman,
Penggunaan varietas padi unggul tahan wereng dan tikus,
Sanitasi lingkungan pertanian,
Pemanfaatan musuh alami seperti katak, laba-laba, dan kumbang,
Pengamatan rutin mingguan terhadap serangan hama,
Pembatasan penggunaan pestisida kimia.
"Petani harus membiasakan diri dengan metode yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Jangan terlalu mengandalkan racun kimia. Gunakan bila benar-benar perlu dan sesuai dosis," tegasnya.
|
|
|
|
|
Sangat Puas
33 % |
Puas
37 % |
Cukup Puas
5 % |
Tidak Puas
26 % |