Air merupakan salah satu faktor penentu (determinan) dalam proses produksi pertanian. Oleh karena itu investasi irigasi menjadi sangat penting dan strategis dalam penyediaan air untuk pertanian.

Dalam memenuhi kebutuhan air untuk berbagai keperluan usaha tani, maka air harus diberikan dalam jumlah, waktu dan mutu yang tepat.  Jika tidak, pertumbuhan tanaman akan terganggu akibat tidak adanya sumber kebutuhan tanaman yaitu berupa air.

Program JITUT (Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani) yang dicanangkan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2020 ini bertujuan memberi manfaat bagi petani, karena dapat memperlancar aliran debit air sehingga mempercepat pengairan areal pertanian. Hal ini tidak lepas dari sentralnya peran air terhadap keberlangsungan dunia pertanian.

Proyek Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) dan Jaringan Irigasi Desa (JIDES) baik yang berasal dari APBD, Dana Alokasi Khusus (DAK) maupun APBN, merupakan salah satu upaya investasi irigasi.

Tujuannya untuk meningkatkan kinerja Jaringan Irigasi Desa (JIDES) dan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) sehingga dapat meningkatkan fungsi layanan irigasi. Meningkatkan perluasan areal tanam, indek pertanaman dan produktivitas, serta membangun rasa memiliki terhadap jaringan irigasi yang telah direhabilitasi.

Bulan Pebruari tahun 2020 ini, sebagai upaya memperluas Jaringan Irigasi Desa, Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro telah melakukan survey beberapa lokasi yang rencananya akan dibangun Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani.

Diantara lokasi yang dilakukan survey yaitu di Kecamatan Balen pada tiga titik lokasi yaitu Kelompok Tani Tirto Yoso II Desa Sekaran, Kelompok Tani Setia Kawan II Desa Kedungdowo dan Kelompok Tani Sumber Rejeki Desa Bulu.

Dalam survey tersebut dilakukan dengan kerjasama antara Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro, pihak Konsultan Perencana, Pemerintah Desa, Pengurus Kelompok Tani dan Penyuluh Pertanian setempat.

Beberapa  masalah yang timbul dilapangan diantaranya :

  1. Menumpuknya endapan yang menghambat aliran air.
  2. Tanggul irigasi juga banyak yang jebol karena dilobangi tikus, kepiting, atau sebab lain sehingga aliran air menyebar keluar dari jalur irigasi, akibatnya debit air berkurang sangat banyak tidak bisa sampai ke hilir.
  3. Gulma juga tumbuh secara liar sehingga menutupi saluran irigasi yang menyebabkan aliran air tidak lancar.
  4. Tumpukan sampah yang dibuang secara sembarangan oleh warga sekitar memperparah kerusakan saluran irigasi.

Harapannya kelompok tani beserta anggotanya dan HIPPA berpartisipasi dalam perawatan dan pemeliharaan terhadap JITUT / JIDES yang sudah atau yang  akan dibangun.

Oleh  Edi Firdos Iswanto, SP- Penyuluh Pertanian Kecamatan Bojonegoro


By Admin
Dibuat tanggal 27-02-2020
2794 Dilihat
Bagaimana Tanggapan Anda?
Sangat Puas
26 %
Puas
45 %
Cukup Puas
3 %
Tidak Puas
26 %