Musim Hujan (MH) seperti saat ini kita semua harus mewaspadai datangnya serangan penyakit Hawar Daun Bakteri (HDB), sebagian besar petani di Bojonegoro menyebut Kresek, ada juga yang menamai Lodoh. Penyakit disebabkan oleh Bakteri Xanthomas Orizae. Curah hujan, suhu dan kelembaban yang tinggi sebagian pemicunya. Selain itu ketahanan varietas padi yang lemah juga budidaya petani yang kuras pas. Kurang pasnya adalah penggunaan pupuk yang mengandung unsur Nitrogen yang berlebihan tanpa diimbangi penggunaan pupuk yang mengandung unsur hara Fosfor dan Kalium. Selain itu juga dipicu oleh Jarak Tanam (Jartam) yang sempit.
Bicara-bicara/ngomong-ngomong tentang hama Kresek ini tadi sore jam 16.44 WIB, Rabu (6/2/2019) saya mendapat WhatsApp dari sahabat petani yang menanyakan tentang penyakit tersebut.
"Mas, mau tanya, padi ini kena apa ya?, n cara mengatasinya gmn?," tanyanya.
Saya jawab," Sekilas visualisasinya kena Bakteri mas, petani menyebut Kresek. Semprot saja Bakterisida merek.....". Sebenarnya masih banyak dialog yang kami lakukan, tetapi cukup sampai di sini saja, he he.
Tadi malam di WhatsApp Group (WAG) Pelatihan Anak Tani Remaja (PATRA) juga banyak mengulas penyakit padi yang dalam bahasa barat disebut Bacterial Leaf Blight (BLB) itu.
Penyakit Kresek ini bila tidak dikendalikan dengan maksimal bisa menurunkan produktifitas padi sampai 36%. Penularan bisa lewat gesekan antar daun, lewat aliran air juga lewat angin. Ilustrasi serangan daun yg mengering seperti tersiram air panas (Lodoh) menyebabkan proses fotosentesis menjadi terganggu. Dampak akhirnya pengisian butir padi tidak sempurna. Ini ditandai dengan pangkal bulir gabuk.
Pengendalian penyakit ini idealnya dengan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang meliputi:
1. Pengendalian Kultur Tehnik
2. Penggunaan Varietas Tahan
3. Pengendalian Hayati
4. Pengendalian Mekanik/Fisik
5. Pengendalian Secara Kimia
Khusus penggunaan varietas tahan, sekarang Kementan sudah meluncur varietas padi yang tahan Kresek yaitu Inpari 32. Di Bojonegoro saat ini sudah banyak petani yang menanamnya, selain varietas eksistensi Ciherang yang masih mendominasi. Ternyata memang dilapangan ada bukti empirik Inpari 32 tahan Kresek juga Blast. Keunggulan lainya adalah produktivitas tinggi dengan rerata 6,30 ton/ha GKG, potensi hasil 8,42 ton/ha GKG. Rasa nasi juga enak dan pulen. Varietas selain Inpari 32 umur sekitar 4-6 minggu banyak terkena bercak daun juga daun merah, sebutan lain utk HDB. Data ini saya dapat dari sahabat petani di Kanor juga sahabat Patra via WAG.
Selain menanam varietas tahan, baiknya petani juga menerapkan pemupukan berimbang dengan penggunaan pupuk unsur hara Nitrogen, Fosfor, dan Kalium yang pas. Selain itu jartam menggunakan Jajar Legowo (Jarwo) 1:2 atau 1:4.
Bila padi sudah kena serangan Kresek bisa segera dikendalikan dengan Agent Hayati (AH) Paenibacillus. Bila serangan sudah dianggap mengganggu produktivas padi bisa menggunakan pestisida kimia yang pas yaitu Bakterisida. Jangan lupa baca aturan pakai yang ada di kemasan/wadah.
Iskak Riyanto, PPL BPP Kanor.
Sangat Puas
31 % |
Puas
38 % |
Cukup Puas
5 % |
Tidak Puas
26 % |