dinperta.bojonegorokab.go.id – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro terus menunjukkan komitmennya dalam membangun kedaulatan pangan dan pertanian berkelanjutan melalui acara Jagongan Petani Milenial yang digelar di Kensvil (22/5). Acara ini menjadi ruang diskusi antara pemerintah, pelaku pertanian muda, dan pemangku kepentingan lainnya untuk merancang masa depan pertanian yang lebih inovatif, inklusif, dan modern.

Salah satu momen penting dalam acara ini adalah pemaparan dari Plt. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bojonegoro, Zaenal Fanani, yang menyoroti urgensi regenerasi petani serta strategi strategis untuk membentuk generasi baru petani milenial sebagai tulang punggung ketahanan pangan daerah.

 

Krisis Regenerasi Petani dan Tantangannya

Zaenal Fanani membeberkan data mencemaskan: dalam beberapa tahun terakhir, jumlah petani di Bojonegoro terus menurun. Dari 91.981 orang, kini hanya tersisa sekitar 73.495 petani aktif, menunjukkan penurunan drastis hingga lebih dari 18.000 orang. Hal ini menandakan perlunya strategi serius dalam mendongkrak minat generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian.

 

Strategi Membangkitkan Petani Milenial

Zaenal Fanani menjelaskan beberapa strategi yang telah dan akan dilakukan Pemkab Bojonegoro, antara lain:

  1. Mengubah persepsi bahwa bertani adalah pekerjaan yang tidak menguntungkan, dengan menunjukkan potensi ekonomi melalui teknologi pertanian modern.

  2. Meningkatkan kesejahteraan petani muda melalui insentif dan perlindungan sosial.

  3. Mempermudah akses modal dan lahan, yang kerap menjadi penghalang utama bagi generasi muda.

  4. Memberikan pendidikan dan pelatihan pertanian modern, seperti melalui program EduFarm dan pelatihan berbasis teknologi.

  5. Mendorong adopsi teknologi pertanian, seperti IoT dan sistem pertanian hidroponik.

Langkah Nyata yang Sudah Ditempuh

Sejumlah inisiatif telah dilaksanakan, seperti:

  • Program Sapa Siswa EduFarm, untuk memperkenalkan pertanian sejak dini di sekolah-sekolah.

  • Bantuan bibit tanaman sayur untuk siswa sebagai sarana pembelajaran.

  • Fasilitasi akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi petani milenial.

  • Kerja sama dengan Perhutani untuk pemanfaatan hutan oleh kelompok tani muda.

Arah Kebijakan dan Inovasi Selanjutnya

Ke depan, Zaenal bertekad memperkuat struktur kelompok petani milenial dengan:

  • Mendorong pembentukan kelompok tani milenial berbadan hukum dan terdaftar di SIMLUHTAN.

  • Memberikan bantuan greenhouse dan pendampingan dari hulu ke hilir.

  • Mendirikan Bojonegoro Agribisnis Incubator Center sebagai pusat inovasi, pelatihan, dan inkubasi bisnis pertanian.

  • Menginisiasi program Mobile Bojonegoro Incubator Center (MBOICE) sebagai unit pelatihan keliling yang menyasar wilayah pedesaan.

Harapan ke Depan

Zaenal Fanani berharap program ini tidak hanya menjadi solusi atas krisis regenerasi petani, tapi juga mampu menjadikan Bojonegoro sebagai pionir daerah yang mandiri pangan, berbasis teknologi, dan ramah generasi muda. "Kami ingin bertani bukan hanya menjadi pilihan terakhir, tapi menjadi pilihan pertama generasi muda Bojonegoro," tegasnya.

Acara ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk BUMD PT ADS dan Pemkab Bojonegoro, serta menjadi bukti bahwa sinergi antara pemerintah dan masyarakat adalah kunci membangun pertanian masa depan yang berkelanjutan.

 


By Admin
Dibuat tanggal 26-05-2025
50 Dilihat
Bagaimana Tanggapan Anda?
Sangat Puas
33 %
Puas
38 %
Cukup Puas
5 %
Tidak Puas
24 %