Pemerintah Desa Bakung, Kecamatan Kanor mempunyai cara baru untuk menekan populasi hama tikus. Untuk mendorong petani serentak mengendalikan hama pengerat padi tersebut, Pemdes memberi iming-iming Rp 2.000/ekor bagi petani yang dapat menangkapnya.

Kasi Pelayanan Desa Bakung, Cahyo Sutikno mengatakan iming-iming ini merupakan kegiatan sayembara menangkap tikus yang diadakan Pemdes Bakung. Bertujuan untuk menekan hama tikus yang berada di sawah wilayah Desa Bakung. "Satu ekor tikus yang berhasil ditangkap petani dihargai Rp 2.000. Sayembara ini dimulai pada Sabtu, 8-14 Pebruari 2020, dengan target tangkapan 3.000 ekor," kata Tikno, panggilanya, Minggu (9/2/2020).

Sementara itu ketua kelompok tani Sumber Rejeki Desa Bakung, H Mudji mengatakan petani sangat antusias dengan sayembara ini. "Tidak ada sayembara saja petani tetap mengendalikanya, apalagi ada hadiahnya, pasti lebih semangat," ujar Mudji, Minggu (9/2/2020).

"Tahun depan sayembara seperti ini baiknya di awal musim tanam atau saat baru ada persemaian. Kalau saat ini tanaman padi sudah berumur 2-3 minggu, tikus sulit dikejar dan sembunyi di sela-sela tanaman padi," pinta Mudji.

Penyuluh pertanian lapangan Desa Bakung, Gunawan, di saat acara gropyokan hari Sabtu kemarin menyampaikan tentang populasi tikus yang ada selama ini. "Tikus bersarang di dalam galengan kecil atau besar, saluran irigasi yang rumputnya lebat, dan semak belukar. Begitu ada cadangan makanan ia akan menyerangnya. Untuk pengendalian awal dengan membersihkan sanitasi dan sarangnya itu," terang Gunawan.

Penyuluh kelahiran asli Kanor tersebut juga menyoroti kebiasan petani yang engan menggunakan Rodentisida antikoagulan. "Petani sukanya Rodentisida nonantikoagulan, yang mana tikus mati seketika. Ini sebenarnya kurang efektif karena tikus baru makan sekali yang lain trauma, tidak mau makan umpan lagi," sambung Gunawan.

"Informasi dari Pemdes hari Sabtu kemarin jumlah tikus yang berhasil ditangkap 111 ekor," kata Gunawan mengakhiri wawancara.

Gunawan, SP., PPL BPP Kanor.