dinperta.bojonegorokab.go.id — 

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur menggelar Pertemuan Teknis Lapangan Kegiatan Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Pedesaan Sub Sektor Tanaman Pangan di Balai Desa Napis, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro. Kegiatan ini menjadi wadah sinergi lintas sektor dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus mengurangi angka kemiskinan di wilayah pedesaan.

Acara dihadiri langsung oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, Dr. Ir. Heru Suseno, MT., didampingi Kepala Bidang Tanaman Pangan, Denny Kurniawan, SP, MM., serta Sub Koordinator Tanaman Pangan Dinas Ketahanan  Pangan dan Pertanian Kabupaten Bojonegoro Ida Yuliastuti, S.T.P, MM., dan  jajaran perangkat daerah terkait, pemerintah desa, BUMDes, kelompok tani, dan perwakilan masyarakat.

Bantuan Alsintan untuk Pemberdayaan Masyarakat

Dalam laporannya, Denny Kurniawan menjelaskan bahwa Provinsi Jawa Timur telah menyalurkan berbagai bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) di Desa Napis. Bantuan tersebut meliputi 2 Unit Corn Sheller Mobile, 2 Unit Hammer Mill, 2 Unit Disk Mill, 2 Unit Hand Traktor R2, dan 2 Unit Cultivator

“Alat penepung seperti Hammer Mill dan Disk Mill ini nantinya dimanfaatkan untuk olahan jagung, sekaligus pemberdayaan masyarakat desa. Kami juga berkolaborasi dengan Dinas Koperasi yang akan mendukung pelatihan pembuatan bihun, serta menggandeng PKK yang sebelumnya sudah dilatih,” ujar Denny.

Peran Pemerintah Provinsi

Dalam arahannya, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, Heru Suseno, menekankan pentingnya peran pemerintah dalam mendukung produksi pertanian, khususnya tanaman pangan. “Tujuan akhirnya jelas, meningkatkan pendapatan petani dan mempercepat penanggulangan kemiskinan. Alsintan yang diberikan bukan hanya untuk meningkatkan produksi, tapi juga untuk mendorong efisiensi usaha tani,” ungkapnya.

Heru juga menyoroti inovasi pertanian modern yang sudah mulai diterapkan oleh petani milenial, seperti pemanfaatan greenhouse dan teknologi berbasis digital (smart farming). “Petani harus semakin pintar dan adaptif terhadap teknologi. Bahkan dengan smartphone, penyiraman tanaman bisa dilakukan dari rumah. Ini bukti bahwa pertanian bisa maju jika ada kemauan dan inovasi,” tambahnya.

Harapan Desa Napis

Kepala Desa Napis, Mulyono, menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur atas perhatian yang diberikan. Ia menegaskan bahwa desanya merupakan salah satu desa dengan kategori miskin ekstrem. Namun, berkat berbagai program pemberdayaan, angka tersebut terus menurun signifikan.

“Dulu tercatat ada lebih dari 1.600 warga kategori miskin ekstrem, kini setelah verifikasi tinggal sekitar 300-an. Bantuan alsintan seperti perontok jagung, hand tractor, dan mesin penepung sangat membantu. Kedepan, kami berharap juga bisa mendapatkan bantuan combine harvester untuk mendukung panen padi di wilayah kami,” harap Mulyono.

Sinergi OPD untuk Desa Maju

Pertemuan ini juga menunjukkan bentuk sinergi lintas OPD (Organisasi Perangkat Daerah) yang terlibat, mulai dari Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, Dinas Koperasi, hingga sektor pariwisata. Dengan kolaborasi tersebut, program Bakti Nagari diharapkan mampu memperkuat kesejahteraan masyarakat desa.

Heru Suseno menutup arahannya dengan pesan bahwa pemerintah hadir bukan hanya memberi bantuan, tetapi juga mendorong transfer teknologi dan peningkatan kapasitas petani. “Kalau petani pintar, produksi naik, otomatis kesejahteraan meningkat. Dari situlah kita bisa benar-benar menurunkan angka kemiskinan pedesaan,” tegasnya.


By Admin
Dibuat tanggal 25-09-2025
195 Dilihat
Bagaimana Tanggapan Anda?
Sangat Puas
33 %
Puas
37 %
Cukup Puas
5 %
Tidak Puas
26 %