dinperta.bojonegorokab.go.id —
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur bersama Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bojonegoro menggelar kegiatan Temu Lapang: Pengawalan Pengembangan Kawasan Komoditas Hortikultura di Desa Genjor, Kecamatan Sugihwaras, Kabupaten Bojonegoro. Kegiatan ini dihadiri lebih dari 150 peserta yang terdiri dari petani cabai dan bawang merah dari Bojonegoro dan Tuban, penyuluh pertanian lapangan, PT. East West Seed Indonesia hingga berbagai pemangku kepentingan bidang pertanian.
Acara dibuka dengan laporan dari Plt. Kepala Bidang Tanaman Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, Pudjiati Ningsih, S.P., M.MA. Dalam laporannya, Pudjiati menyampaikan bahwa pada tahun 2025 pemerintah provinsi telah melaksanakan beberapa program pengembangan hortikultura di Bojonegoro, di antaranya:
“Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan koordinasi dan pendampingan hingga tingkat lapangan, mempercepat adopsi teknologi budidaya kepada petani, serta mendorong produktivitas komoditas hortikultura,” jelas Pudjiati.
Dalam kesempatan ini, para peserta juga mendapat materi tentang inovasi teknologi budidaya cabai besar dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta pengenalan varietas unggul cabai dan bawang merah dari PT East West Seed Indonesia (Cap Panah Merah).
Testimoni Petani
Salah satu perwakilan petani dari Poktan Podoyoso III menyampaikan testimoni bahwa program pengawalan hortikultura memberikan manfaat nyata. “Kami mendapatkan pengetahuan baru, seperti teknik potong pucuk pada tanaman cabai yang hasilnya lebih baik. Varietas Gada Evo F1yang kami tanam juga terbukti unggul, panennya cepat, tahan virus, dan hasilnya lebat,” ujarnya. Petani berharap program ini dapat terus berlanjut dan diperluas.
Potensi Bojonegoro
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bojonegoro, Zaenal Fanani, S.Pi., M.P., menegaskan bahwa Bojonegoro memiliki potensi besar dalam pengembangan hortikultura. Data tahun 2024 menunjukkan luas panen bawang merah mencapai 3.054 hektar dengan produksi 28,24 ribu ton, sementara cabai merah besar seluas 230 hektar menghasilkan 1,934 ribu ton.
Untuk mendukung pengembangan, strategi yang dilakukan antara lain peningkatan akses benih unggul dan teknologi, pelatihan melalui Good Agricultural Practices (GAP), penerapan smart farming ramah lingkungan, serta kemitraan dengan swasta dan koperasi. “Kami berharap sinergi dengan provinsi terus berlanjut sehingga Bojonegoro dapat menjadi salah satu pusat produksi pertanian, baik padi maupun hortikultura, di Jawa Timur,” ungkap Zaenal.
Arah Kebijakan Provinsi
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, Dr. Ir. Heru Suseno, MT., menekankan fungsi pemerintah dalam mendukung petani. “Pemerintah hadir untuk memfasilitasi supaya petani lebih mudah, lebih pintar, dan yang terpenting bisa panen serta untung,” ujarnya.
Heru juga memberikan komitmen bantuan alat mesin pertanian (alsintan) dan pembangunan sumur bor, dengan catatan petani di Desa Genjor berkomitmen menanam padi dua kali dalam setahun.
|
|
|
|
|
Sangat Puas
33 % |
Puas
37 % |
Cukup Puas
5 % |
Tidak Puas
26 % |