Petani di Kecamatan Trucuk mengumpulkan telur Penggerek Batang Padi. (BPP Kecamatan Trucuk/Diah Ayu Ningrum)

dinperta.bojonegorokab.go.id - Serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) menjadi salah satu penyebab turunnya hasil pertanian.  Keberadaannya di lahan budidaya mengakibatkan kerusakan pada bagian tanaman, sehingga tidak dapat berfungsi optimal dan mengakibatkan produksi menurun. Oleh karena itu, petani seringkali melakukan pengendalian menggunakan pestisida kimia yang dinilai efektif dan efisien.

Penggerek Batang Padi (PBP) merupakan hama penting tanaman Padi. Hama ini menyerang tanaman mulai dari fase vegetatif sampai generatif.  Larva yang baru menetas dari telur yang diletakkan di daun menggerek ke dalam batang Padi, bergerak ke bawah dan menyebabkan gejala sundep pada masa vegetatif serta menyebabkan gabah hampa (beluk) bila menyerang pada fase generatif.  Kehilangan hasil akibat serangan hama PBP dapat mencapai 90-95%.   

Telur PBP pada daun tanaman Padi

Kelompok telur PBP pada daun tanaman Padi

Untuk mengantisipasi ledakan serangan, Balai Penyuluhan Pertanian   (BPP) Kecamatan Trucuk memfasilitasi Gerakan Pengendalian (Gerdal)   OPT Serealia pada hari Selasa (20/02/2024), bekerjasama dengan   Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) setempat.  Kegiatan tersebut dihadiri oleh kepala desa beserta perangkatnya,   Penyuluh, POPT, Babinsa, Babinkamtibmas, serta anggota kelompok   tani Desa Sumberrejo Kecamatan Trucuk.

 "Desa Sumberrejo ini termasuk daerah potensial serangan PBP, jadi   sejak tanam perlu diantisipasi dengan mengumpulkan telurnya, supaya   nanti mengurangi biaya produksi. Ngengat betina bisa menghasilkan       lebih dari 100 telur, kalau sudah menetas lebih sulit dikendalikan. Jadi sebenarnya ini cara paling efektif untuk mengatasi serangan PBP" Jelas Sari, S.P. POPT Kecamatan Trucuk.

Gerdal ini merupakan implementasi dari pengelolaan OPT secara terpadu yang melibatkan banyak teknik pengendalian. Harapannya petani bisa memiliki opsi selain penggunaan pestisida kimia yang dampaknya kurang baik untuk ekosistem pertanian dan kesehatan manusia, apalagi untuk komoditas Serealia yang sering kita konsumsi.

Koordinator penyuluh pertanian Kecamatan Trucuk, Diah Ayu Ningrum, S.P. menjelaskan "Ini baru langkah awal untuk antisipasi, jadi kita terapkan banyak teknik pengendalian supaya serangannya bisa ditekan. Nanti akan dilakukan pengamatan rutin dan dilanjutkan aplikasi agens hayati seperti Lecanicillium lecanii dan Paenibacillus polymyxa.  Semoga kolaborasi ini bisa terus berjalan dengan baik", sambungnya. 


By Admin
Dibuat tanggal 21-02-2024
92 Dilihat
Bagaimana Tanggapan Anda?
Sangat Puas
26 %
Puas
45 %
Cukup Puas
3 %
Tidak Puas
26 %