Budidaya kelengkeng di dataran rendah saat ini mulai banyak dilirik dan dikembangkan karena sangat menjanjikan. Desa Mojosari Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro merupakan salah satu desa yang sangat antusias dalam upaya mengembangkan potensi desanya. Adanya embung di desa ini membantu dalam ketersediaan air dan berpotensi untuk dikembangkan sebagai objek wisata.

Komoditas hortikultura yaitu kelengkeng menjadi pilihan untuk dikembangkan di sekitar embung. Berawal dari ketertarikan mengembangkan kelengkeng ini maka dari pihak desa telah mengawali dengan mencoba menanam beberapa pohon kelengkeng di sekitar embung. Ketertarikan terhadap peluang budidaya kelengkeng ini juga dimiliki oleh anggota kelompok tani.

Berdasarkan kesungguhan dari pihak desa dan kelompok tani, Dinas Pertanian Kab.Bojonegoro memberikan bantuan bibit kelengkeng varietas kateki (new crystal) sebanyak 250 pohon kepada kelompok tani Tani Makmur Satu desa Mojosari. Pemberian bantuan bibit ini dibarengi dengan Bimtek Budidaya Kelengkeng pada tanggal 23 Oktober 2020 dengan menghadirkan beberapa nara sumber, yaitu dari Dinas Pertanian Kab. Bojonegoro dan tenaga ahli. Selain itu juga dilakukan penanaman pohon kelengkeng secara simbolis oleh Kepala Dinas Pertanian Kab.Bojonegoro, yang disaksikan oleh Kepala Desa Mojosari, Babinsa, dan Babinkamtibmas desa Mojosari.

Sebagai salah satu nara sumber, Bapak Arif selaku tenaga ahli /praktisi yang telah berhasil dalam mengembangkan kelengkeng di Kab.Tuban menjelaskan mengenai langkah awal persiapan menanam kelengkeng antara lain:

  1. Persiapan lubang tanam ±2 minggu sebelum tanam dan lubang tanam diberi pupuk kandang terlebih
  2. Ukuran lubang tanam 60 x 60 x 60 cm, dengan jarak antar lubang 6 -7 m.
  3. Pengukuran pH tanah dan pemberian kapur pertanian jika

Dalam budidaya kelengkeng yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan air. Kelengkeng sangat memerlukan air terlebih pada saat pembungaan dan pembuahan. Jika kekurangan air maka bunga akan mudah rontok dan buah akan berukuran kecil-kecil. Selain itu pemberian booster juga harus diperhatikan agar kelengkeng dapat berbuah maksimal. Untuk varietas kateki pemberian booster dilakukan pada umur 2 tahun dan puncak produksi kelengkeng pada umur 5 – 6 tahun.

Seperti halnya tanaman buah tahunan lainnya, pengembangan kelengkeng perlu direncanakan secara matang karena usahatani kelengkeng membutuhkan modal besar (lahan luas, bibit, saprodi dan tenaga kerja relative lebih mahal, dan lain-lain) dan hasilnya akan dinikmati dalam jangka panjang. Salah satu factor penting yang harus dipertimbangkan dalam menyusun rencana pengembangan kelengkeng adalah pemilihan lahan tanam, karena hasil optimal dan pengelolaan kebun yang efisien hanya didapatkan di kebun-kebun yang memiliki karakteristik lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Berdasarkan kenyataan bahwa pertumbuhan dan hasil kelengkeng secara alami sangat dipengaruhi oleh factor lingkungan dan kelengkeng dataran rendah merupakan teknologi baru di Indonesia.

Dengan adanya bantuan bibit dan Bimtek ini diharapkan dapat menjadi bekal bagi kelompok tani untuk sukses dalam mengembangkan kelengkeng dan bagi pihak desa dapat terwujud cita-cita untuk memiliki agrowisata kelengkeng yang selanjutnya dapat menjadi ikon bagi desa Mojosari kecamatan Kepohbaru.

 

Penulis : DyahAyuKurniawati, STP / PPL Kab. Bojonegoro


By Admin
Dibuat tanggal 27-10-2020
516 Dilihat
Bagaimana Tanggapan Anda?
Sangat Puas
26 %
Puas
45 %
Cukup Puas
3 %
Tidak Puas
26 %